Selasa, 21 Mei 2013

INSPIRASI JAFRA: J.K. Rowling, Belajar dari Sebuah Kegagalan




“Kegagalan mengajari saya hal-hal mengenai diri saya sendiri yang tak mungkin saya pelajari dengan cara lain.


 
sumber foto: www.telegraph.co.uk


Siapa, sih, yang nggak tahu Harry Potter? Tokoh penyihir muda dengan bekas luka berbentuk petir dikeningnya itu sukses jadi pembicaraan di seluruh dunia. Seperti kata pepatah lama, dibalik pria sukses selalu ada wanita hebat. Dalam hal ini, dibalik kesuksesan tokoh Harry Potter, ada wanita hebat bernama Joanne Kathleen Rowling alias J.K. Rowling.

Saking suksesnya ‘membuai’ orang-orang di seluruh dunia dengan jagat sihir ciptaannya, J.K. Rowling berhasil masuk daftar orang kaya di dunia urutan ke-552 versi majalah FORBES, Amerika Serikat. Perkiraannya, nih... kekayaan J.K. Rowling mencapai US$ 1 Milyar

 
Enak ya jadi J.K. Rowling, tinggal nulis, terus dapat uang.  Eeiiitsss... salah banget kalau kamu berpikir seperti itu.  Wanita kelahiran 31 Juli 1965 itu mengalami banyak halangan sebelumnya. Dulu, Jo (panggilan akrab J.K. Rowling) hidup dengan keadaan ekonomi tidak berkecukupan. Ia bahkan masuk ke dalam daftar pihak yang membutuhkan santunan dari pemerintah Inggris.  Nggak cukup sampai di situ, masalah penceraian juga menderanya.

Beruntung, Jo punya punya modal kuat: sikap positif. Alih-alih galau, ia malah menggunakan kejadian pahit dalam hidupnya jadi penyemangat untuk menulis dan menyelesaikan ‘Harry Potter’. Berawal dari stasiun kereta di Manchester ketika kereta yang hendak ia tumpangi menuju London terlambat 4 jam. Terjentik dalam benaknya cerita tentang penyhir  yang dimulai dengan latar belakang di stasiun kereta. Ia pun mengetik cerita Harry Potter dengan mesin ketik manual jadul.
 
Ketika cerita selesai diketik, beberapa pernerbit ternyata menolak cerita khayalan itu. Nggak menyerah, Jo terus berusaha menyodorkan karyanya kepada penerbit-penerbit lain. Bahkan dia rela menyalin kembali cerita Harry Potter dengan mesin tik karena nggak mampu membayar jasa photo copy. Jo optimis, karyanya berharga dan suatu saat nanti bukunya akan dipajang di toko buku seluruh dunia.

Lucky number 13th, akhirnya penerbit ke-13 yang ia temui mau menerima dan menerbitkan karyanya. Tahun 1995 merupakan tahun yang bersejarah bagi Jo, cerita anak-anak berjudul Harry Potter and the Philosopher’s Stone mendapat respon luar biasa hingga ia mendapatkan sebuah penghargaan dari Dewan Kesenian Skotlandia.

Jo sangat menginspirasi Jafra Indonesia. Ini membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih oleh siapa saja yang memiliki sikap positif saat menghadapi kesulitan, berani bermimpi, keyakinan, dan kerja keras, seperti yang dilakukan Jo. Kegagalan adalah hal yang biasa dalam hidup ini, namun bila kita mampu bangkit dari kegagalan adalah hal yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar